Bukan puisi cinta
Surat buat akh zul yang sedang bersanding di pelaminan
Tersenyum bahagia penuh kemenangan
Tapi bagi kami adalah sebuah kesedihan
Karena kehilangan seorang investor dermawan
Yang sering ngajak makan ayam
Di lesehan pinggir jalan
Sehabis ramadhan berkunjung ke rumahan
Nyantap kari ayam campur kentang
lagi asik makan …
Ditegur sama induk semang
Karena belum menyelesaikan undangan
Padahal jadwalnya sudah dekatan
Tapi dengan entengnya akh zul bilang…
“Nggak usah khawatir kawan…”
Mending kita ke lantai dua main PS-an
Nanti saja kerjanya belakangan
Malamnya pergi ke Mall panakukkang
Nonton KCB di twenty one
Duduk agak dibelakang sambil cekikikan
Karena ada adegan
Si Azzam ngelamar Asmirandah anak kedokteran
Padahal zul juga demikian
Tapi yang jelasnya antum sudah memberikan pelajaran
Bagi kami para bujangan
Yang kadang masih memendam kecemburuan
Karena melihat ikhwa lain bergandengan tangan
Dan berboncengan dengan akhwat idaman
Padahal kami sudah tak tahan
Namun apa daya kami masih anak kuliahan
Yang masih mendapat subsidi silang
Dari orang tua di kampung halaman
Terkadang kami ingin mengajukan proposal lalu ta’arufan
Agar tak lagi ada perasaan deg-degan
Jauh-jauhan sambil menundukkan pandangan
Hanya karena dengan akhwat jalan berpapasan
Namun kami masih bermasalah dengan persiapan dan keberanian
Padahal kami sudah jenuh sendirian
Bosan menjadi panitia walimahan
Pulang dan kedinginan di kos-kosan
Baju kotor bergelantungan
Dan menumpuk karena tak ada yang mencucikan
Tahun depan kami memendam harapan
Kiranya sudah tiba giliran
Tak lagi bangun sendirian di tengah malam
Sahalat tahajud ada yang menjadi makmum di belakang
Do’a pun ada yang setia mengaminkan
Untuk itu mohon murobbi memberikan kelonggaran
Agar bisa memilih sesuai “keinginan”
Melanjutkan kisah anak Adam
Berdua mengarungi bahtera kehidupan
Meraih ridho dan cinta Tuhan….
Kutulis surat ini di sebuah malam
Sepekan setelah lebaran
Di sebuah kampung bernama lembang parang
Yang kemarin ramai ditonton orang
Karena masuk kabar petang di TV one
Dengan judul “Oknum TNI aniaya warga lalu memicu kerusuhan”
Currently have 0 komentar: