Latest News

Lowongan Beasiswa ETOS

Posted by Lentera on Rabu, 13 Januari 2010 , under | komentar (0)



UNTUK ANDA ... CALON ORANG SUKSES INDONESIA !!!

Beastudi Etos membuka

SELEKSI NASIONAL BEASTUDI ETOS TAHUN 2010 SELEKSI Pendaftaran : 11 Januari 2010 – 11 April 2010 Quota penerimaan : 135 mahasiswa per tahun

Persyaratan Umum : 1. Lulus SMA/sederajat , dan akan masuk Perguruan Tinggi melalui jalur SPMB, UM, dan PMDK 2. Diterima pada PTN dan jurusan yang direkomendasikan Beastudi Etos

Persyaratan Khusus : 1. Berasal dari keluarga tidak mampu 2. Melampirkan surat keterangan tidak mampu dan slip gaji/surat keterangan penghasilan dari ketua RT atau DKM setempat 3. Daftar Riwayat Hidup (bisa didownload dari www..lpi-dd. net) 4. Mengisi dan menandatangani akad Beastudi Etos (bisa didownload dari www.lpi-dd.net) 5. Fotokopi raport SMA semester 1 – 5, STTB, Kartu Keluarga, KTP, atau Kartu Pelajar 6. Foto 4 x 6, 2 lembar 7. Foto rumah (tampak keseluruhan, dan bagian dalam) 8. Membuat tulisan tentang perjalanan kisah hidup

DAERAH PROGRAM Program Beastudi Etos eksis di 11 universitas yang tersebar di 9 kota di Indonesia :

1. Universitas Andalas Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Lingkungan, Teknik Sipil, Farmasi, Manajemen, Ilmu Peternakan, Sosek Peternakan, Produksi Ternak, Teknologi Hasil Pertanian, Hukum, Agribisnis, Akuntansi

2. Universitas Indonesia Teknik elektro, Teknik mesin, Teknik Industri, Teknik Arsitektur, Teknik Kimia, Teknik Metalurgi, Teknik Sipil, Teknik Komputer, Teknik Perkapalan, Teknik lingkungan, Ilmu Komputer, Sistem Informasi, Ilmu kesehatan masyarakat, Ilmu gizi, Ilmu perpustakaan, Sastra Inggris, Psikologi, Ilmu Hukum, Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi, Ilmu Administrasi Fiskal, Ilmu Administrasi Niaga, Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Pembangunan, Ilmu Keperawatan, Farmasi.

3. Institut Pertanian Bogor Manajemen Sumberdaya Lahan, Agronomi Dan Hortikultura, Hama dan Proteksi Tanaman, Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Manajemen Sumberdaya Perairan, Ilmu Teknologi Kelautan, Teknologi Hasil Perairan, Ilmu Produksi Teknologi Peternakan, Teknologi Hasil Hutan, Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Silvikultur, Teknik Pertanian, Teknologi Pangan, Teknologi Industri Pertanian, Statistika, Geofisika dan Meteorologi, Ilkom, Agribisnis, Manajemen, Ilmu Gizi

4. Universitas Padjajaran Ekonomi Studi Pembangunan, manajemen, akuntansi, hukum

5. Institut Teknologi Bandung Fakultas Pertambangan dan Perminyakan, Fakultas Teknologi Industri, Sekolah Elektro dan Informatika, Fakultas Sipil dan Lingkungan, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pembangunan Kota, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Sekolah Farmasi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian.

6. Universitas Diponegoro Teknik Kimia, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Sipil, Pendidikan Dokter, Kesehatan Masyarakat, Psikologi, Nutrisi dan Makanan Ternak, Ilmu Perikanan.

7. Universitas Gajah Mada lmu Keperawatan, Gizi Kesehatan, Farmasi, Ilmu Komputer, Geofisika, Elektronika dan Instrumentasi, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Fisika, Teknik Nuklir, Teknik Kimia, Teknik Industri, Teknik Sipil dan Lingkungan, Teknik Geologi, Teknik Geodesi, Teknik Arsitektur, Perencanaan Wilayah dan Kota, Kartografi dan Penginderaan Jauh, Pembangunan Wilayah, Agronomi, Budidaya Perikanan, Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Manajemen Sumber Daya Perikanan, Pemuliaan Tanaman, Sosial Ekonomi Pertanian, Teknologi Hasil Perikanan, Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Ilmu Tanah, Ilmu dan Industri Peternakan, Konservasi Sumber Daya Hutan, Teknologi Hasil Hutan, Teknik Pertanian, Teknologi Industri Pertanian, Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Kedokteran Hewan, Psikologi, Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi, Ilmu Hukum, Sastra Inggris, Akuntansi, Manajemen, Ilmu Ekonomi.

8. Universitas Airlangga Pendidikan Dokter, Ilmu Hukum, Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Pembangunan, Farmasi, Pendidikan Dokter Hewan, Ilmu Komunikasi, Ilmu Hubungan Internasional, Kesehatan Masyarakat, Psikologi, Ilmu Keperawatan.

9. Institut Teknologi Sepuluh November Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Informatika, Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Kelautan, Teknik Perkapalan, Teknik Sistem Perkapalan.

10. Universitas Brawijaya Teknik Sipil, Teknik Mesin, Administrasi Niaga, Ilmu Hukum, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Manajemen, Pendidikan Dokter, Teknik Informatika, Teknik Hasil Perikanan.

11. Universitas Hasanuddin Farmasi, Kesehatan Masyarakat, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik perkapalan, Teknik geologi, Teknik pertambangan, Akuntansi, Ekonomi pembangunan, Manajemen, Ilmu hukum, Ilmu pemerintahan, Administrasi Negara, Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu komunikasi, Agronomi, Sosek Pertanian, Teknologi Hasil Pertanian, Produksi Ternak, Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, Geofisika.

Bukan puisi cinta

Posted by Lentera on Minggu, 03 Januari 2010 , under | komentar (0)



Surat buat akh zul yang sedang bersanding di pelaminan
Tersenyum bahagia penuh kemenangan
Tapi bagi kami adalah sebuah kesedihan
Karena kehilangan seorang investor dermawan
Yang sering ngajak makan ayam
Di lesehan pinggir jalan

Sehabis ramadhan berkunjung ke rumahan
Nyantap kari ayam campur kentang
lagi asik makan …
Ditegur sama induk semang
Karena belum menyelesaikan undangan
Padahal jadwalnya sudah dekatan
Tapi dengan entengnya akh zul bilang…
“Nggak usah khawatir kawan…”
Mending kita ke lantai dua main PS-an
Nanti saja kerjanya belakangan

Malamnya pergi ke Mall panakukkang
Nonton KCB di twenty one
Duduk agak dibelakang sambil cekikikan
Karena ada adegan
Si Azzam ngelamar Asmirandah anak kedokteran
Padahal zul juga demikian

Tapi yang jelasnya antum sudah memberikan pelajaran
Bagi kami para bujangan
Yang kadang masih memendam kecemburuan
Karena melihat ikhwa lain bergandengan tangan
Dan berboncengan dengan akhwat idaman
Padahal kami sudah tak tahan
Namun apa daya kami masih anak kuliahan
Yang masih mendapat subsidi silang
Dari orang tua di kampung halaman

Terkadang kami ingin mengajukan proposal lalu ta’arufan
Agar tak lagi ada perasaan deg-degan
Jauh-jauhan sambil menundukkan pandangan
Hanya karena dengan akhwat jalan berpapasan
Namun kami masih bermasalah dengan persiapan dan keberanian
Padahal kami sudah jenuh sendirian
Bosan menjadi panitia walimahan
Pulang dan kedinginan di kos-kosan
Baju kotor bergelantungan
Dan menumpuk karena tak ada yang mencucikan

Tahun depan kami memendam harapan
Kiranya sudah tiba giliran
Tak lagi bangun sendirian di tengah malam
Sahalat tahajud ada yang menjadi makmum di belakang
Do’a pun ada yang setia mengaminkan
Untuk itu mohon murobbi memberikan kelonggaran
Agar bisa memilih sesuai “keinginan”
Melanjutkan kisah anak Adam
Berdua mengarungi bahtera kehidupan
Meraih ridho dan cinta Tuhan….

Kutulis surat ini di sebuah malam
Sepekan setelah lebaran
Di sebuah kampung bernama lembang parang
Yang kemarin ramai ditonton orang
Karena masuk kabar petang di TV one
Dengan judul “Oknum TNI aniaya warga lalu memicu kerusuhan”

Kenang kenanga

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



Love of my life don’t leave me You broken my heart and now deserve me Love of my life can’t You see Bring it back Bring it back Don’t take it away from me because You don’t know what it means to me

Jarum jam berhenti berdetak, waktu serasa berhenti berputar dan jagad raya pun seakan terdiam, ikut mendengarkan sebuah nyanyian tulus seorang perempuan yang mengungkapan perasaan hatinya. Hari itu Nina dengan anggunnya memakai baju pink dipadu dengan bawahannya yang berwarna krem, rambut lurus yang tergerai indah membuatnya semakin mencolok diantara temannya. Lagu scorpion dibawakannya dengan penuh penjiwaan, karena merasa lagu itulah kisah hidupnya. Sayang, Nina melantunkan lagu tidak diiringi tepuk tangan meriah karena dia tidak sedang bernyanyi di café, bukan pula diatas panggung, namun di sebuah ruangan bernama kenanga, salah satu bangsal intermediate di rumah sakit jiwa. Ya hari itu Nina dan rekan-rekannya sedang mendapatkan terapi aktivitas kelompok dari kami mahasiswa praktek profesi Ners Unhas, sebuah terapi yang di berikan bagi penderita halusinasi yang mulai bisa diajak bekerjasama. Hari itu dengan tulusnya Nina menceritakan kisahnya, tak sedikit pun kilatan kebohongan di bening indah matanya, pandangannya yang kosong menyiratkan derita yang ia tanggung, wajah ayunya pun sudah lenyap ditelan beban duka yang rasakan selama ini. Nina pernah menyandarkan bahtera perasaannya pada sebuah pelabuhan hati, berharap ia menjadi persinggahan terakhirnya, berharap ia menjadi temannya mengarungi samudera kehidupan, tempat bernaung ketika ia lelah, menjadi sahabatnya bercerita dan berbagi hari yang telah dilewatinya. Namun sang belahan jiwa ternyata akhirnya memilih berlayar dengan nakhoda lain, meninggalkan Nina yang hancur dilamun ombak harapan yang dibuatnya, terlalu berangan-angan malah tidak mendapatkan apa-apa. Nina seakan tidak percaya kejadian yang menimpanya, ingin tampak tegar namun menderita nelangsa tak berkesudahan. Terlalu sakit, terlalu dalam sampai terekam kuat di alam bawah sadarnya dan membelah jiwanya. Tanpa sadar dia membuat teman fantasi yang setia menemaninya, yang ia bisa ajak bercerita, yang ia yakin tidak akan meninggalkannya. Prilakunya semakin aneh, ia kadang berbicara, tertawa dan menangis tanpa sebab. Dia mengaku melihat adiknya yang sudah meninggal dan dia bahkan mengaku sering diajak kencan oleh pacarnya yang sebenarnya sudah menikah dengan orang lain. Sikapnya yang periang berubah menjadi pemurung, yang ramah tiba-tiba mudah tersinggung, tidak mau makan, tidak mau minum dan mengunci diri dalam kamar. Hal yang kemudian membuatnya terdampar di sebuah ruangan yang sebenarnya lebih mirip penjara daripada bangsal perawatan dengan diagnosa Schizofrenia

***

Kisah Nina hanyalah satu dari sekian penghuni setia “Villa Lanto Dg pasewang”. Tak terlihat kekurangan satupun dari luar namun sebenarnya api sekam melahap jiwa perlahan-lahan. Tak mampu mengatasi problem hidup, tak kuasa keluar dari masalah akhirnya berujung pada gangguan jiwa. Hal tersebut diperparah dengan pengetahuan minim masyarakat tentang bagaimana mengenali dan mencegah dini terjadinya penyakit jiwa, yang terjadi kemudian adalah stigma bahwa penyakit ini adalah aib maka tak jarang klien yang datang dibawa ke “Hotel belakang sahid” adalah klien kronis dengan riwayat kriminal, mengamuk, melukai orang, membakar rumah, keliling kampung tanpa busana dan bahkan menghilangkan jiwa manusia. Mungkin masih segar ingatan kita, bagaimana seorang ayah tega menghabisi nyawa istri dan anaknya beberapa tahun lalu di Kabupaten Pangkep hanya karena “merasa ada orang yang menyuruhnya”, bagi masyarakat di sekitarnya berkembang opini bahwa sang bapak tadi penganut aliran tertentu dan semua korban adalah tumbal dari bisikan gaib sang empunya, bagi kami inilah yang disebut halusinasi, suatu kondisi dimana seseorang merasa mendengar, melihat atau merasakan sesuatu tanpa ada stimulus yang sebenarnya.

***

Tujuh puluh persen klien yang dirawat disini adalah klien kambuhan. Membaik setelah dibawa pulang namun kembali sebulan kemudian dengan kondisi yang sama. Bukan sebuah kebanggaan bagi kami para perawat ketika para klien kambuhan berteriak “Ners, datang ma seng !” karena kami tahu ada yang salah dilingkungan tempat tinggalnya. Ketika klien dinyatakan sembuh dan dijemput pulang keluarganya, sesampai di rumah dan lingkungannya, tetap diperlakukan sebagai orang sakit, dijauhi atau tidak dibiarkan oleh keluarganya bersosialisasi, dikurung, dipisah kamar maupun tempat makannya, tanpa dukungan, alhasil kesendirianlah yang menemaninya dan kembali mengantarkannya ke tempat semula. Ataukah klien abadi di rumah sakit, yang sembuh pun sudah tidah dijemput lagi oleh keluarganya bahkan sampai menulis alamat palsu agar tidak di datangi petugas rumah sakit. Jadilah klien ini inventaris rumah sakit menambah sesak jumlah penghuni bangsal. Tiga bangsal perawatan diisi oleh + 300 klien dengan jumlah tenaga per shift jaga cuma tiga orang, sungguh jumlah yang sangat tidak logis. Bayangkan, Seorang perawat menangani 30 orang !!!. Hasil riset WHO tahun 2000 mengatakan, dari populasi masyarakat terdapat 10 % yang mengidap gangguan jiwa dan 10 % diantaranya mengalami gangguan jiwa berat. Jadi jika penduduk Sulawesi Selatan berjumlah 5 juta jiwa berarti 500 ribu diantaranya mengidap gangguan jiwa dan 5000 orang mengidap gangguan jiwa berat, sedangkan yang terdaftar di rumah sakit hanya 300 orang, pertanyaannya dimana sisanya? Mungkin yang sering kita lihat berkeliaran di jalan?, mungkin ada di sekitar kita?, atau mungkin kita sendiri sudah mengalami gangguan jiwa berat tanpa kita menyadarinya. Bahkan dengan jualan kesehatan gratis pemerintah propinsi tidak membuat perbaikan berarti di sektor kesehatan jiwa. Ah, negeri ini sudah seperti benang kusut, terlalu banyak masalah yang harus diselesaikan dan kesehatan jiwa bagi pemerintah mungkin bukan menjadi perkara penting yang harus diselesaikan, padahal sejak SMP kita sudah didoktrin oleh guru penjaskes dengan pepatah “Men sana In corpora sano” dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Kalau jiwanya yang sakit apakah tubuhnya akan sehat? Selamat datang di negeri seribu ironi.

***

Hari ini aku bangun menantang matahari. Ada kesegaran terasa menghirup udara pagi yang masih steril dari polusi lalu beranjak ke kamar mandi membasahi tubuh. Dingin, segar menjalar mengaktifkan neuron sensori lalu bersiap mengarungi hari. Tidak ada kendala berarti dalam perjalanan kecuali sedikit macet di daerah Rappocini, maklumlah jalan sempit yang digunakan dua arah ditambah ulah sebagian pengendara yang agaknya harus lebih sopan ketika berada di jalan. Sampai di lapangan parkir kutengok jam tanganku 7.30, lumayan 30 menit perjalanan, masih punya waktu 30 menit untuk sekedar bersantai sebelum beraktivitas. Lalu Berjalan gontai dari parkiran menuju bangsal perawatan, sebuah gerbang besar menyambutku, bunyi decit besi beradu terdengar ketika kudorong gerbang itu menandakan besi segagah itupun butuh perhatian. Di balik gerbang, dikiri-kanannya terdapat taman yang hijau dan rindang, sayang harus tercemar oleh jemuran pakaian dan kasur yang berbau pesing. Melangkah masuk, tegel basah dan sedikit becek menyapa. “Baru habis dipel kayaknya” gumamku Kulayangkan pandangan ke seluruh ruangan, beberapa klien sedang berdiri dan memegang jeruji pintu besi dengan pandangan kosong, mirip narapidana yang akan divonis mati oleh pengadilan. Tiba-tiba “Astaghfirullah…” dua orang klien perempuan mondar-mandi dalam ruangan itu tanpa memakai atasan dan bawahan, cuek, seperti tidak peduli dengan yang ada disekitarya. Saya buru-buru menoleh lalu bergegas keluar. “Ya Allah… hari ini kumulai hari dengan optimisme tinggi berharap hari ini lebih baik dari kemarin, tapi belum apa-apa pemandangan seperti itu sudah menyambutku” “Gimana saya menjaga hati kalau terus seperti ini?” desahku Masih asik menerawang tiba-tiba sebuah suara memanggilku “Selamat pagi kak” “Selamat pagi” refleks aku menoleh ke arah suara tadi “Eh Reni, segar sekali kelihatannnya “ “Iya kak, saya sudah mandi, sudah sikat gigi, sudah pake sampo dan sudah mencuci” ucapnya dengan gaya yang manja seperti anak-anak “Bagus dong kalau kayak gitu” ujarku memuji Reni adalah klien kelolaanku, anak ini sudah mendingan dibandingkan yang lain, makanya lebih bebas berkeliaran. Usianya baru 16 tahun namun sudah termasuk penghuni lama di rumah sakit ini. Dia ditemukan dijalan oleh pamong praja. Jika ditanya tentang keluarganya dia akan diam lalu dengan lirih menjawab “Saya tidak suka melihat orang tua saya bertengkar” Masih larut dalam khayalanku, Reni kembali bertanya “Besok masih jaga kan kak?” Aku terdiam, keakrabanku dengannya membuatku susah untuk berterus terang. “Besok masih kesini kan?” kembali di mengulang pertanyaannya Kutatap mata anak itu lekat “Tidak Reni” “Ini hari terakhir kakak disini dan besok sudah pindah kebagian lain” ujarku mendesah Mata Reni berkaca-kaca “Baik-baik ya selama disini” pesanku “Iya kak jawabnya lirih” Kuseret langkahku menuju gerbang, sejenak berbalik kebelakang, sebuah tulisan jelas terpampang “KENANGA”. Selamat tinggal kenanga, Aku akan tetap mengenangmu sebagai liku kehidupan yang pernah kulewati dan mengajariku satu hal. Mensyukuri apa yang diberikan Allah dan menghargai mahluk ciptaannya

Sms merah jambu

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



"Tetap istiqomah, Ukhti. Selamat berjuang. Semoga Allah menyertai anti". Sender : Ikhwan +62817xxx
Senyum timbul dari cakrawalanya dengan malu-malu. Serasa ada hangat menyelusup dada dan membuat jantung berdegup lebih cepat. Otaknya pun sekejap bertanya, ”Ada apa? Sungguh, bukan apa-apa. Aku hanya senang karena ada saudara yang menyemangatiku.” Si akhwat menyangkal hatinya cepat-cepat. Dan ia bergegas meninggalkan kamarnya, ada dauroh. Ia berlari sambil membawa sekeping rasa bahagia membaca SMS tadi yang sebagian besar bukan karena isinya, melainkan karena nama pengirimnya.

"Ana lagi di bundaran HI, Ukhti. Doakan kami bisa memperjuangkan ini". Sender : Ikhwan +628179823xxx
Untuk apa dia memberitahukan ini padaku. Bukankah banyak ikhwan atau akhwat lain? Nada protes bergema di benaknya. Tapi di suatu tempat, entah di mana ada derak-derak yang berhembus lalu. Derak samar bangga menjadi perempuan yang terpilih yang di-SMS-nya.

Pagi itu, handphone kesayangannya berbunyi.
"Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti". Dada membuncah hampir meledak bahagia. Dia bahkan ingat hari lahirku! Dibacanya dengan berbunga-bunga. Tapi pengirimnya Sender : Akhwat +6281349696xxx
Senyum tergurat memudar. Tarikan napas panjang. Kecewa, bukan dari dia. Ringtone-nya berbunyi lagi.
"Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti". Sender : Ikhwan +628179823xxx
Dia! Semburat jingga pagi jadi lebih indah berlipat kali. Senyumnya mengembang lagi. Dan bunga-bunga itu mekar-lah pula.

Cerita di atas tadi selurik gerak hati seorang akhwat di negeri antah berantah yang sangat dekat dengan kita. Gerak hati yang mungkin pernah bersemayam di dada kita juga. Bisa jadi kita mengangguk-angguk tertawa kecil atau berceletuk pelan, ”Seperti aku nih,” saat membacanya. Hayo ngaku! He he he Mari kita cermati fragmen terakhir dari cerita tadi. Kalimat SMS keduanya persis sama, yang intinya mengucapkan dan mendoakan atas hari lahir (mungkin mencontek dari sumber yang sama he he he). SMS sama tapi berhasil menimbulkan rasa yang jelas berbeda. Karena memang ternyata lebih berarti bagi si akhwat adalah pengirimnya, bukan apa yang dikatakannya.

Namun sebenarnya, apakah Allah membedakan doa laki-laki dan perempuan? Mengapa menjadi lebih bahagia saat si Gagah yang mendoakan? Semoga selain mengangguk-angguk dan tertawa kecil, kita juga berani memandang dari sudut pandang orang ketiga. Dengan memandang tanpa melibatkan rasa (atau nafsu?), kita akan bisa berpikir dengan cita rasa lebih bermakna. Konon, cerita tadi terus berlanjut.

Suatu hari yang cerah, sang akhwat mendapat kiriman dari si ikhwan itu. Sebuah kartu biru yang sangat cantik. Tapi sayang, isinya tidak secantik itu. Menghancurkan hati akhwat menjadi berkeping-keping tak berbentuk lagi. Kartu biru itu adalah kartu undangan pernikahan si ikhwan. Dengan akhwat lain, tentu saja. Berbagai Tanya ditelannya. Mengapa dia menikah dengan akhwat lain? Bukankah dia sering mengirim SMS padaku? Bukankah dia sering me-miscall ku untuk qiyamull lail? Bukankah dia ingat hari lahirku? Bukankah dia suka padaku? Mengapa? Mengapa???

Dan air mata berjatuhan di atas bantal yang diam. Teman, jangan bilang, yaa!!! dia hanya tidak tahu, ikhwan itu juga mengirimkan SMS, miscall, mengucapkan selamat hari lahir dan bersikap yang sama ke berpuluh akhwat lainnya! Ironis. Sedih, tapi menggelikan, menggelikan tapi menyedihkan. Sekarang siapa yang bisa disalahkan? Akhwat memang seyogiyanya menyadari dari awal, SMS-SMS yang terasa indah itu bukan tanda ikatan yang punya kekuatan apa-apa. Siapa yang menjamin bahwa ikhwan itu ingin menikahinya? Bila ia berharap, maka harapanlah yang akan menyuarakan penderitaan itu lebih nyaring.

Tetapi para ikhwan juga tak bisa lari dari tanggung jawab ini. Allahualam apapun niatnya, semurni apapun itu, ingatlah, SMS melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Putih si pengirim, tak menjamin putihnya juga si penerima. Bisa jadi ia akan berwarna merah muda. Merah muda di suatu tempat di hati atau menjadi rona di pipi yang tak akan bisa disembunyikan di depan Allah. Bagi perempuan, SMS-SMS dan bentuk perhatian sejenis dari laki-laki bisa menimbulkan rasa yang sama bentuknya dengan senyuman, kedipan menggoda, dan daya tarik fisik perempuan lainnya bagi laki-laki.

Menimbulkan sensasi yang sama. Ketika perempuan bertanya berbagai masalah pribadinya padamu, seringkali bukan solusi yang ingin dicari utamanya. Melainkan dirimu. Ya, sebenarnya perempuan ingin tahu pendapatmu tentang dia, apakah dirimu memperhatikannya, bagaimana caramu memandang dirinya. Dirimu, dirimu, dan dirimu, dan kami ”kaum hawa”- sayangnya, juga memiliki percaya diri yang berlebihan, atau bisa dibahasakan lain dengan mudah Ge-Er Jadi, tolong hati-hati dengan perhatianmu itu.

Paling menyedihkan saat ada seorang aktivis yang tiba-tiba berkembang gerak dakwahnya atau semangat qiyamul lailnya karena terkait satu nama. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Ketika kita menyandingkan niat tidak karena Allah semata, maka apalah harganya! Apa harganya berpeluh-payah bukan karena Dia, tapi karena dia. Seseorang yang sama sekali bukan apa-apa, lemah seperti manusia lainnya. Laki-laki dan wanita diciptakan berbeda bukan saling memusuhi, bukan juga saling bercampur tak bertepi, tapi semestinya saling menjaga diri. Secara fisik, emosional, atau kedua-duanya. SMS tampak aman dari pandangan orang lain, hubungan itu tak terlihat mata. Tapi wahai, syetan semakin menyukainya. Mereka berbaris di antara dua handphone itu. Maka dimanapun mereka berada, syaitan tetaplah musuh yang nyata! Wahai akhwat, bila kau menginginkan SMS-SMS itu, tengoklah inbox-mu. Bukankah disana tersusun dengan manis SMS-SMS dari saudarimu. Saudari-saudarimu yang dengan begitu banyak aktivitas, amanah, kelelahan, dan kesedihan yang sangat memerlukan perhatianmu. Juga begitu banyak teman-temanmu yang belum mengenal Islam menunggu kau bawakan SMS-SMS cahaya untuk mereka. Ada saatnya. Ya, ada saatnya nanti handphone kita dihiasi SMS-SMS romantis. SMS-SMS yang walaupun hurufnya berwarna hitam semua, tapi tetap bernadakan merah muda. Untuk seseorang dan dari seseorang yang sudah dihalalkan kita berbagi hidup, dan segala kata cinta di alam semesta. Cinta yang bermuara pada penciptaNya. Cinta dalam Cinta. Bersabarlah untuk indah itu.

"Ummi, abi lagi ngisi ta’lim di kampus pelangi. Di depan abi ada beribu bidadari-bidadari berjilbab rapi, tapi tak ada yang secantik bidadariku di istana Baiti Jannati. Miss u my sweety".
"Abi, yang teguh ya, pangeranku, rumah ini terasa gersang tanpa teduh wajahmu. Luv yaa"
Ya, hanya untuk dia kita tulis the Pinkest Short Massage Services. SMS-SMS paling merah muda.

dari milis sebelah

MU Vs ETOS

Posted by Lentera on Sabtu, 02 Januari 2010 , under | komentar (0)



OK class, Please Repeat After me Ini Budi Budi bermain Bola Well Done

Begitu kira-kira bunyi sebuah Iklan dari salah satu perusahaan telekomunikasi beberapa waktu lalu. Dalam iklan tersebut tampak seorang guru sedang mengajar bahasa Indonesia kepada sekumpulan anak sekolah. Tidak ada yang istimewa dari hal yang diajarkan di kelas tersebut, toh hal tersebut sudah kita dapatkan ketika masih menjadi bocah ingusan di Bangku SD dulu. Tapi yang menarik adalah penyimak pelajaran tersebut adalah Edwin Van Der Sar, Wayne Rooney, Park Ji Sung, Rio Ferdinand, Michael Carrick dan Ryan Giggs. Mereka adalah para punggawa The Red Devils.

Ya, iklan tersebut menandai rangkaian kedatangan Raksasa Premier League dalam rangka tur Asia, dan beruntunglah negeri kita bisa dipilih sebagai salah satu tempat persinggahan tamu agung tersebut. Tapi apa dinyana, sebuah Bom meledak di hotel tempat rencana para pemain MU menginap. Bom tersebut bukan hanya menghancurkan beberapa bagian dari Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton tetapi juga meluluhlantakkan harapan para penggemar setan merah untuk melihat langsung para pujaannya mencicipi rumput Gelora Bung Karno.

Apapun motivasinya, peledakan tersebut bukan hanya membatalkan kedatangan mantan juara Champions League ke tanah air, namun juga semakin mencederai citra Indonesia di mata internasional. Kecewa??? Mungkin iya meskipun Aku bukan penggemar MU (Aku sendiri adalah pengemar Liverpool), namun setidaknya kedatangan mereka akan sedikit mengobati kerinduan penggemar sepakbola tanah air yang sudah lama tidak disinggahi tim besar sekaliber MU. Tidak perlu terlalu ditangisi, toh kedatangan setan merah adalah bukti kapitalisme global. Mereka meraup keuntungan milyaran dari hasil tur tanpa meninggalkan kemajuan signifikan bagi persepakbolaan Asia begitulah kira-kira bunyi pernyataan ketua AFC. Disinggahi MU bukan garansi permainan dan kualitas pasukan merah putih akan membaik.

Kembali ke pembicaraan awal. Apa sebenarnya maksud judul di atas? Begini ceritanya…

Manchester United adalah hanyalah sebuah klub kecil diawal decade 90-an. Tak banyak orang yang mengenal klub bermarkas di Old Trafford ini sampai seorang pria Skotlandia datang mengubah sejarahnya. Alex Ferguson menyulap tim ini menjadi momok menakutkan bagi lawan-lawannya. Selama berkiprah di Britania raya, hanya tiga tim yang mampu menjadi kerikil yang menghalangi jalan MU,mereka adalah Blackburn Rovers, Arsenal, dan Chelsea. Di tangan pria berkacamata ini, MU menjadi tim dengan manajemen paling sehat, menjadi klub terkaya di dunia dan yang paling penting segudang prestasi telah ditorehkan. Puluhan gelar Premiership, Community shield, Piala FA, Piala Carling, Piala Toyota dan Super Eropa di genggamnya. Dan yang paling fenomenal adalah gelar Treble Winner di tahun 1999. Manager setan merah ini berhasil mengawinkan Gelar liga, piala FA dan Piala Champion, sebuah pencapaian prestisius bagi klub dataran Inggris, belum pernah ada klub negeri Ratu Elizabeth yang meraih hasil serupa. Hal yang kemudian membuat Pangeran Charles menganugerahinya gelar kebangsawanan, jadilah ia disapa “Sir Alex Ferguson”.

Kepemimpinan Sir Alex lah yang mengubah jalan hidup MU. Pintar memotivasi pemainnya namun tidak mentoleransi kesalahan. Sifat otoriter dan tegas membuatnya sangat dihormati kawan dan disegani lawannya. Jangan sekali-kali mempertanyakan keputusan yang dikeluarkan pria berambut putih ini, ataukah sang pemain ini sudah bosan menjadi bagian timnya. Tidak segan-segan Sir Alex mendepak pemain yang berani menentangnya walaupun dia berstatus bintang. Jaap Stam, Ruud Van Nistelrooy, David Beckham, Roy Keane, Carlos Tevez sampai Cristiano Ronaldo harus angkat koper dari klub yang bermarkas di Stretford ini hanya karena mereka berani “berulah”.. Hal lain yang menjadi ciri khas pria ini adalah dia tidak jor-joran berbelanja pemain mahal dengan status bintang. Dia lebih senang berinvestasi membeli pemain muda lalu mendidiknya menjadi pemain hebat. Kehilangan bintang tak akan ditangisi oleh beliau, karena baginya hal ini berarti kesempatan menciptakan bintang yang lain. The Red Devils layaknya sebuah kampus yang mendidik para pemain sepakbola dengan Sir Alex sendiri menjadi kepala sekolahnya. Sederet prestasi inilah yang membuat Stadion Old Trafford kandang MU dijuluki Theatre of the Dream. Sebuah landscape dimana semua pemain sepakbola bermimpi menjadi ambil bagian di dalamnya. Sir Alex dengan segala kontroversinya telah mengukir tinta emas bagi perjalanan MU dan menjadikannya tim elit di daratan Eropa dan Dunia

Lalu hubungannya dengan ETOS apa??

Terlalu naif mungkin kalau membandingkan Manchester United dan Makassar Utama (Beastudi ETOS Makassar, red) apalagi membandingkan pengelolanya dengan Sir Alex Ferguson (waduh… mimpi kali yee). Namun Aku ingin menarik sebuah analogi tentang keduanya. ETOS Makassar relatif mempunyai manajemen yang relatif sehat, setidaknya itu tercermin dari hasil evaluasi ETOS pusat. Manajemen Makassar memiliki kelengkapan yang memungkinkannya menjadi Juara, namun yang sejauh ini semuanya itu belum terlihat. Berangkat dari keresahan tersebut, dalam sebuah Rapat Wilayah Aku meminta kepada Korwil Makassar agar diberikan angkatan termuda untuk Aku bina, Aku meminta diberikan keluasan bereksperimen dan asrama dipisahkan. Dalam bayangan Aku, ini akan menjadi pilot project pembinaan generasi terbaik. Asrama dipisahkan bukan untuk merenggangkan ukhuwah namun mensterilkan etoser dari penyakit kronis seniornya. Dan pada akhirnya akan ada perbandingan antar asrama yang menjadikan asrama itu bersaing sehat. “Berikan Aku waktu setahun untuk mengubah etoser 2008 makassar untuk menjadi etoser Makassar terbaik yang pernah ada, jika dalam waktu tersebut tidak ada perubahan signifikan atau malah terjadi sebaliknya, Aku siap mengundurkan diri”. Demikian pernyataan ku tegas di depan korwil dan pendamping lain. Ada pendamping yang memperhatikan, ada yang tersenyum, ada yang diam saja, Aku tidak tahu makna diamya itu apa. Namun Aku bersyukur korwil merespon positif usulanku.

Petualangan baru saja dimulai, ternyata konsekuensi pernyataan Aku tidak segampang yang dibayangkan. Sendirian menghadapi belasan anak lelaki yang masih membawa sifat asli mereka dari kampung bukanlah pekerjaan mudah. Mulai dari dari masalah cuci piring, rendaman pakaian, kerapian kamar sampai pengaturan sandal, harus bekerja keras mengatur itu. Setiap hari Aku harus marah untuk sampai menghukum Push up, isi kolam, bersihkan kamar mandi sampai membuat tulisan jika ada yang melanggar. Ada yang harus ditegur karena kebiasaannya tidur dilantai, padahal itu buruk untuk kesehatannya, ada yang masih senang makan nasi dengan garam dengan alasan suda terbiada dan mengirit. “Otak mu butuh nutrisi, gimana IP bisa tinggi kalau makannya nasi garam?” harus ekstra usaha untuk mengubah cara berpikir mereka. Kadang Aku berpikir terlalu keras dalam menghadapi mereka, sampai ada seorang etoser yang pernah mendapat tugas, ragu memperlihatkan karyanya karena takut dimarahi. Aku tertegun “Seperti inikah imej yang terbangun di kepala adik-adik tentang Aku?” ah tidak apa-apa, itu hak mereka untuk menilai. Aku juga tidak menolak itu, karena sifat itu Aku warisi dari orang tuaku yang asli Makassar.

Di lain kesempatan seorang etoser ikhwan pernah mempertanyakan aturan asrama yang dirasa terlalu mengatur masalah pribadi sampai sandal pun dipermasalahkan. Aku cuma menjawab, “Visi ETOS adalah menciptakan pemimpin yang dapat merubah bangsa ini menjadi lebih baik, dan jangan pernah bermimpi merubah bangsa yang besar ini kalau ngatur sandal saja tidak becus!!” demikian jawabku tegas dengan tatapan meyakinkan. Pernah seorang pendamping mempertanyakan keputusanku melepaskan adek etoser yang berstatus “bintang”, Aku Cuma menjawab singkat “Aku akan ciptakan bintang yang lain!!”

Aku bermimpi menjadi Sir Alex Ferguson bagi MU. Dengan gaya kepemimpinan yang “mirip”, Aku ingin menjadikan ETOS sebagai kampus alternative dimana didalamnya Etoser belajar memaknai hidup bukan menikmati hidup. Dalam alam bawah sadar, ku gambarkan ETOS sebagai Theatre of the dream, dimana ketika orang berbicara tentang ETOS, yang mereka bayangkan adalah sebuah lembaga sumber daya manusia yang menghasilkan orang terbaik Hingga suatu saat orang tidak lagi bertanya “yang mana etoser Makassar?” tapi berkata “Inilah etoser Makassar!!”

Buat adik-adikku etoser Makassar yang sedang berkompetisi dalam acara Temu Nasional 2009, selamat berjuang, jadilah yang terbaik. Kalian sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari, sekarang tinggal memetik hasilnya. “Kesuksesan itu akan datang pada mereka yang berjuang mendapatkannya bukan pada mereka yang hanya mengharapkannya. Tidak ada harga yang pantas untuk sebuah kesuksesan selain perjuangan dan pengorbanan” Berkilaulah EMAS 08, Ewako !!!

Sepekan di negeri impian

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



Cerita ini tidak sedang bertutur tentang negeri Si Alice in Wonderland, sebuah film kartun jaman kita SD dulu. Atokah kisah Pulau never land kampung Peter Pan berserta teman-temannya tinggal, dimana sang waktu berhenti berputar sehingga mereka tidak bertambah tua. Tapi latar stoire ini adalah dunia nyata. Dunia dimana tidak ada kesedihan, dunia yang penuh canda-riang, dunia yang selalu tersenyum indah menyambut sapa mentari

Beberapa waktu yang lalu aku sedang melakukan penelitian di TK Islam Athirah Bukit Baruga, sebuah sekolah pendidikan dini bagi anak usia prasekolah. Berlokasi di Bukit Baruga, satu-satunya perbukitan Makassar (kira-kira begitu bunyi iklannya), kampus ini berada di tengah perumahan elit kota Makassar. Kawasan ini merupakan daerah pendidikan terpadu dimana di dalamnya terdapat SD, dan SLTP yang masih cabang dari Yayasan pendidikan dan kesejahteraan Haji Kalla.

Simak saja percakapan dengan Sultan Aqil Nugraha dari kelas A saat di tes tumbuh kembang.
“Sultan tahu nggak cangkir gunanya buat apa?” tanyaku
“Buat masak” tegasnya
“Kalo pagar?” tanyaku lagi
“Buat parkir mobil” jawabnya sambil tersenyum memperlihatkan lesung pipinya

Ataukah pertanyaan Aviza Rizky sugianto saat dites oleh Leli (adik kelasku).
“Kalau banyak ‘P’nya artinya apa kak?”
“Itu artinya Aviza Pintar” jawab leli “Hore saya pintar” teriaknya sambil lompat mengajak Denys temannya


Ayu direpotkan oleh sikap Nurul zahira shofa yang ngambek saat di tes, padahal awalnya cerewetnya minta ampun, sedang saya sendiri kapok oleh Rafli yang berlari kesana kemari saat di wawancarai.

Demikianlah tingkah polah mereka, lucu. ngegemesin, tapi orisinal. Jawaban yang meluncur begitu saja dan steril dari kemunafikan. Melihat aktivitas mereka yang berlarian kesana-kemari, aku cemburu. Betapa indahnya dunia balita. Mereka terbebas dari segala tendensi, dari segala polusi dunia dewasa. Mereka menyikapinya dengan ceria. Tersenyumlah wahai generasi bangsa, dan dunia pun akan tersenyum menyambutmu.

Tulisan ini aku persembahkan kepada seluruh staf TK Islam Athirah Bukit Baruga yang memberi izin dan banyak membantu selama penelitian, teruslah membina generasi bangsa. Dan special kepada adik ners 2005 (Asni, cici, ayu, leli dan fitri) yang membantu tes DDST. Oh ya kalian gak kalah manis en lucunya dengan anak TK tadi Kok 

Inspiring story

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya : - Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu. - Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin. Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.

Jawab anak yang bungsu : "Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih".

"Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama. Jawab anak sulung : "Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut".

"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup."

"Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama".

MORAL CERITA : Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita… pilihan ada di tangan anda.

`Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa'

Dari Milis sebelah

Jilbab di pelukan USA

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



Tulisan ini bukanlah dukungan buta kepada pemerinta Amerika serikat, pemilik blog ini pun bukan antek-antek negeri Paman Sam. Sekali lagi tulisan ini sebuah bentuk penegasan betapa kita telah terlalu lama merindukan bangsa ini mampu bangkit dari keterpurukan, mampu mengayomi seluruh anak negeri, hingga suatu saat kita tak perlu minder ketika berhadapan dengan negara lain, hingga suatu saat ketika orang berbicara maka yang terdengar adalah "Lihatlah Indonesia" dan hingga suatu saat kita dengan bangganya berbicara bahwa "Aku adalah Indonesia".... Catatan suka-duka dunia kerja di USA)

Menapakkan kaki yang entah ke berapa puluh kalinya di sana - selalu ada rasa itu. Rasa yang sulit untuk dijabarkan seperti ketika membaca tulisan Office of the Immigration Judge tertatah di marmer hitam itu. Marmer dingin itu pernah aku duduki sampai petugas keamanan menghampiriku, melarangku duduk di sana. Tersipu malu ketika menyadarinya, dengan kata maaf kuseret tas kerjaku dan pindah duduk ke kursi taman. Beberapa perahu cantik dengan tenang melintas di sungai besar di tepi gedung pengadilan imigrasi Miami di pojokan One River View Square itu, seolah tak perduli pada sibuknya wajah-wajah lalu lalang yang silih berganti melewati pintu penjagaan. Wajah-wajah itu tak beda banyak dengan wajahku, berkulit coklat hangat - juga seperti kulitku. Wajah-wajah Hispanic seperti wajah-wajah anak negeriku itu terasa begitu dekat di hati.

Kuhabiskan Cuban coffee yang kubeli dari café di dalam ruang tunggu dan kulirik jam tanganku. Sudah waktunya untuk masuk ke ruang sidang. Di lantai tujuh ada satu ruang besar khusus untuk para penerjemah, tapi setiap aku menengok ke ruangan itu selalu saja gelap dan sepi. Akupun jadi lebih suka menunggu di luar gedung pengadilan di tepian sungai sambil minum kopi khas Miami dan memandangi perahu yang lewat, melamun dan mereka-reka apa kiranya kasus yang akan disidangkan pada hari itu.

Kebanyakan kasus orang Indonesia adalah over stay karena masa berlaku visa yang sudah kadaluwarsa. Banyak orang yang bertahan untuk berada di Amerika sampai melewati batas waktu yang diberikan. Krisis moneter yang menggoncang ibu pertiwi beberapa tahun silam adalah salah satu penyebab utama kenekatan mereka. Banyak yang mati-matian mempertahankan kenyamanan bekerja di negeri Paman Sam ini meski itu secara illegal. Meski itu harus kucing-kucingan dengan FBI dan petugas negara lainnya. Akibatnya, ketika harus duduk di ruang pengadilan imigrasi, sebagian besar dari mereka dideportasi karena melanggar hukum dan aturan yang berlaku di negeri ini.

Untuk menghindari kemungkinan dipulangkan itu, banyak yang meminta suaka politik dengan mengacu pada rentetan tragedi 1998 antara lain pemerkosaan wanita-wanita keturunan Cina, pembakaran gereja-gereja, diskriminasi terhadap kaum minoritas, penembakan mahasiswa universitas Trisakti dan reformasi yang mengawali lengsernya kepemimpinan pemerintah orde baru.

Sementara itu dari sudut Amerika sendiri tragedi 911 telah meluluh lantakkan kepercayaan Amerika pada dunia luar dan khususnya pada negara-negara berbasis Islam. Bila keadaan ini dihubungkan dengan politik luar negeri dan situasi keamanan Indonesia, maka peristiwa pemboman yang beruntun dari bom di Bali, bom di hotel Marriott, bom di kedutaan Australia, dan bom di Bali yang lebih besar lagi - dan entah daftar perilaku kebiadaban yang menewaskan orang tak bersalah yang mana lagi - mengakibatkan negeriku masuk daftar 25 negara yang dicurigai sebagai "sarang" teroris. Sungguh fakta sejarah kelabu negeriku yang menyesakkan hati.

Pemikiranku tentang kekalutan politik Indonesia dan terorisme langsung lenyap ketika mataku tertuju pada kursi di sebelah kursi pengacara. Seorang wanita muda, kurus kecil dan tampak pucat sepucat jilbabnya, duduk di kursi itu. Kepalanya tertunduk memandangi jari-jarinya yang berkaitan satu dengan lainnya. Dari bahasa tubuhnya yang resah dan gelisah, ia kelihatan takut dan tak nyaman duduk di kursi kulit warna merah marun gelap dan berada di ruangan pengadilan yang dingin itu.

"Nama saya Neneng, asal dari Cianjur. Usia tujuhbelas tahun. Orang tua saya miskin dan tidak punya pekerjaan. Waktu saya umur 12 tahun saya dijual oleh orang tua saya kepada tetangga dengan bayaran limapuluh kilogram beras. Lalu saya dibawa ke agen tenaga kerja di Jakarta. Setelah training bahasa Arab dan pekerjaan rumah tangga lainnya saya dikirim ke Arab Saudi untuk menjadi pembantu sebuah keluarga dengan lima anak kecil-kecil. Tadinya saya senang karena saya kira saya akan punya kesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Tapi ternyata majikan saya mendapat pekerjaan di sini maka sayapun dibawa ke negeri ini."

Ruangan hening. Semua pertanyaan dari hakim dijawabnya dengan suaranya yang pelan dan terdengar gemetaran.

"Majikan saya punya adik yang berdekatan apartemennya. Mereka juga punya anak lima yang seusia dengan anak-anak majikan saya. Tiap hari mereka datang ke apartemen kami, dan saya harus mengasuh dan menjaga semuanya. Total sepuluh anak. Kalau ada anak yang berkelahi, jatuh atau terluka, maka saya dipukuli, ditendang, atau ditampar oleh majikan saya. Kadang pakai sepatu, pakai kayu, pakai tangan atau apa saja yang bisa dipukulkan ke badan saya. Kadang anak-anaknya juga memukuli saya, meniru ibunya. Sampai akhirnya saya tidak tahan lagi dan waktu mereka tidur saya lari ke masjid di dekat apartemen mereka." Suara Neneng putus-putus menahan isak. Sesekali ia mengambil nafas kala suaranya mulai menyesak di lehernya, dan berulangkali mengusap mata basahnya dengan ujung jilbab putihnya.

"Dan di masjid itu kamu bertemu dengan istri bapak ini?" Tanya hakim seraya menunjuk pada seorang lelaki setengah baya, dokter anak dari Mesir - yang duduk di bangku panjang di belakang ruangan, mengikuti jalannya persidangan dengan tenang.

"Ya. Dan istri bapak ini membawa saya ke rumahnya, dan sampai sekarang saya tinggal bersama mereka dan belum kembali ke rumah majikan saya. Saya takut kembali ke sana lagi. Saya takut dipukuli lagi. Saya tahu saya salah karena melarikan diri dari rumah majikan saya. Saya mau dihukum penjara, tapi tolong jangan kembalikan saya pada majikan saya." Tanpa bisa dihentikan, Neneng menangis tergugu. Hakim sesaat terpaku sebelum memberikan waktu istirahat setengah jam, lalu menyelinap ke luar ruang sidang.

Neneng adalah wajah dalam cermin kemiskinan negeriku. Refleksi bayangan ketidak mampuan bangsaku untuk mengayominya dan keluarganya. Ekonomi carut marut negara memaksa anak sebelia itu untuk jadi tenaga kerja di negeri orang. Tanpa digaji, malah disiksa. Ternyata jiwa perbudakan di mana-mana masih juga ada! Pikiran Neneng sangat sederhana. Yang dia tahu orang tuanya sudah melakukan transaksi jual beli atas dirinya. Ada sebersit harapan sewaktu datang ke Arab Saudi untuk bisa menunaikan ibadah haji. Meski seumur hidup hanya sekali. Menginjakkan kakinya di tanah suci adalah hal yang sungguh tak ternilai dalam hidupnya. Dan bila ketidak mengertiannya bahwa kepergiannya ke Arab Saudi itu tak ada hubungannya dengan naik haji karena ia adalah pembantu rumah tangga yang tak punya hak diri, itu tanggung jawab siapa?

Negeriku adalah negeri yang konon bangga dengan jumlah Muslimnya yang terbesar di dunia. Tapi apakah jumlah itu punya daya, mampu memberikan hak dan perlindungan pada anak-anak seperti Neneng dan jutaan Neneng lainnya? Aku tercenung lama dan terbersit tanya, kapan negeriku yang gemah ripah loh jinawi bisa memberikan ketentraman pada anak-anak bangsanya sendiri, sehingga tak perlu mereka mencari dan mengais rejeki di negeri orang. Sebagai anak bangsa Indonesia aku sungguh malu. Tapi sesungguhnya adakah pilihan itu? Andaipun ada, Neneng tak pernah memiliki pilihan itu.

Amerika tak bisa dipungkiri - adalah negara yang dibenci banyak negara lain di dunia. Ia dikutuk! Dihujat! Dimaki! Tapi seiring dengan itu Amerika juga adalah bangsa yang dicintai, perlindungan dan keamanannya dicari, stabilitas ekonominya diingini. Dan dengan seribu satu macam alasan dan tujuan, manusia dari seluruh penjuru dunia berlomba untuk hijrah ke negara ini. Dan rasa yang kulihat di wajah-wajah bertaburan keluar masuk di pintu pengadilan imigrasi itu adalah rasa yang berkecamuk antara harapan untuk menetap, bekerja keras dan berpenghidupan yang lebih baik di Amerika atau harus pulang dan tak tahu kehidupan apa yang menanti di negara asalnya masing-masing.

Kasus Neneng, bukanlah kasus di mana orang yang ketahuan overstay lalu minta suaka dengan merekayasa cerita tentang kebobrokan bangsa atau kebiadaban manusia di tanah air. Kasus Neneng bukanlah kasus di mana dia ingin mendapatkan green card dan visa kerja di Amerika - sementara apa itu green card dan apa itu social security Neneng tak pernah tahu dan dengar. Kasus Neneng, adalah akibat penjajahan, kemiskinan dan kebodohan yang makin merajalela di negerinya, yang juga adalah negeriku. Dan Amerika pun dengan tulus memunguti serpihan luka yang berhamburan di benuanya ini dan melindungi Neneng ini dan Neneng-Neneng lainnya dalam rengkuhan senyum tipis Lady Liberty yang bersahaja tapi sarat makna: Give me your tired, your poor.

Hakim kembali ke ruang sidang siap dengan keputusannya, atas nama negara Amerika. Kudengar suara lembut keibuannya yang tak pernah kubayangkan akan terdengar dari sidang pengadilan seperti ini ketika Neneng memberikan persetujuannya dijadikan anak negara. Neneng diberi hak untuk bersekolah dengan biaya negara, diberikan pekerjaan dengan gaji minimum, mendapat tempat tinggal, diberi jaminan pelayanan kesehatan seumur hidupnya. Dan Neneng diberi kebebasan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya. Terdengar dokter Mesir itu membisikkan puji syukur, "Allahu Akbar"

Sore itu, sementara menunggu taksi untuk kembali ke bandara udara, dengan hati menyesak rindu pada kampung halaman kuguratkan tulisan di lembar kertas kuning lagu yang kuingat sebagai penutup acara televisi di masa kecilku, "Tanah airku Indonesia . Negeri elok amat kucinta. Tanah tumpah darahku yang mulia. Yang kupuja sepanjang masa. Tanah airku aman dan makmur. Pulau kelapa yang amat subur. Pulau melati pujaan bangsa sejak dulu kala. " dari tempat dudukku di tepian sungai di sudut One River View Square.

Dan Neneng, sekuntum melati bangsaku yang tak pernah hidup dalam negeri yang aman dan makmur itu kini jauh dari Indonesia, negeri elok yang hanya ada dalam lagu penutup acara di tivi itu. Hari ini dan hari esoknya bergantung pada belas kasih dan perlindungan negara ini. Ketika kulihat taksiku datang aku segera beranjak. Sekilas kuletakkan tanganku di marmer hitam di depan gedung pengadilan imigrasi itu. Dan bayangan wajah bercahaya Neneng yang berjilbab putih mengenakan toga dan merengkuh selembar diploma di tangannya, dengan latar belakang bendera Amerika - melintas di mataku yang mulai berembun.

Dari Milis tetangga

Kenapa kita baca qur'an

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



Kenapa mesti membaca Qur’an walaupun kita tak mengetahui terjemahannya barang sehuruf pun????

Seorang kakek tinggal di sebuah ladang dengan cucunya. Sambil menikmati pagi setiap hari sang kakek bangun dan duduk membaca Qur’an di meja dapurnya. Cucunya mengagumi sang kakek dan berusaha mencontoh dengan segala kemampuannya.. Suatu hari cucunya bertanya,
"Kek! Saya mencoba membaca Qur’an seperti kakek tapi saya tidak memahaminya, dan apapun yang saya pahami akan hilang segera setelah saya mengakhiri dan menutup qur’an tersebut. Lantas apa gunanya kita membaca Qur’an ?"

Sang kakek perlahan berhenti memasukkan batu bara ke dalam tungku dan menjawab,
"Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawakan saya sekeranjang air”.

Sang anak kemudian melakukan seperti yang diperintahkan, tapi karena keranjang bocor maka semua air telah habis sebelum dia sampai kerumah. Sang kakek tertawa dan berkata,
"Lain kali kamu harus lebih gesit saat membawa air," kemudian meminta sang anak kembali ke sungai untuk mencoba lagi.
Kali ini sang anak berlari lebih cepat, tetapi kembali keranjangnya sudah kosong sebelum mencapai rumah. Sambil terengah-engah, dia berkata kepada kakeknya bahwa tidak mungkin mengangkut air dengan memakai keranjang, malahan ia pergi mengambil ember. Sang kakek berkata,
"Saya tidak butuh seember air; Saya butuh sekeranjang air. Kekuranganmu hanyalah karena tidak berusaha keras,"

Kemudian sang kakek berdiri di pintu mengawasi cucunya mencoba lagi. Sebenarnya sang anak tahu bahwa pekerjaan itu mustahil tetapi ia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa sekeras apapun usahnya air akan tetap habis sebelum ia mencapai rumah.

Sang anak kemudian menceduk keranjang kedalam sungai kemudian berlari kencang, tetapi ketika mencapai rumah kembali keranjangnya sudah kosong. Terengah-engah, dia berkata,
"Kakek lihat kan?, ga ada gunanya!"

"Jadi kamu pikir itu tidak berguna?" Sang kakek kemudian melanjutkan, "Lihat keranjangnya."

Sang anak melihat ke dalam keranjang dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjangnya sudah berbeda. Benda itu telah berubah dari keranjang batubara tua yang kotor, menjadi sangat bersih luar dalam.

"Anakku, itulah yang terjadi ketika Kamu membaca Qur’an. Mungkin kamu tidak mengerti atau mengingat semuanya, tapi ketika kamu membacanya, kamu akan berubah, luar dan dalam. Begitulah kerja Allah dalam hidup kita".

Hamas

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



Ismail Haniyah, perdana menteri Palestina menegaskan bahwa pembantaian yang dilakukan Zionis pada hari kemarin tidak akan mampu menghentikan keinginan bangsa Palestina untuk merdeka dan menghentikan pendiriannya untuk bebas dari penjajahan, mereka sama sekali tidak akan menyerah atau patah arang, namun justru akan terus melakukan dengan perlawanan dan tetap tegar. Beliau juga menegaskan bahwa dalam berbagai tindak permusuhan akan selalu menambah kekuatan, azimah, kehendak dan kekuatan.

Haniyah menjelaskan ini dalam pidatonya yang disiarkan melalui channel Al-Aqsha bahwa pembantaian ini hadir dalam rangka dan agenda yang bertujuan untuk menghancurkan ketegaran bangsa Palestina di Gaza; yang tetap berdiri dengan tegak dihadapan penjajahan, konspirasi dan untuk menghilangkan bendera kemuliaan dan harga diri. Beliau juga menegaskan bahwa mereka sebenarnya ingin menghancurkan ketegaran dan tsaqofah perlawanan ini, serta berusaha untuk mengalihkan sorotan dunia melalui media tentang phenomena penjajahan dan tahwid al-quds (meng-yahudikan Al-Quds), dan membuyarkan opini dunia bahwa permasalahan ini terjadi adalah karena HAMAS dan pasukan perlawanan. Serta berusaha untuk menggerakkan drama menghapus permasalahan Palestina.

Haniyah bersumpah bahwa sekalipun telah berjatuhan para pelaku perlawanan dan tumpah darah-darah mereka serta banyak yang berguguran di dalam pembantaian tersebut, tidak akan mampu meruntuhkan hak-hak warga Palestina, dan beliau berkata: jika mereka melakukan pembantaian terhadap Gaza, sama sekali mereka tidak akan mampu membunuh spirit perjuangan, izzah, ketegaran dan kehormatan serta mertabat kami. Beliau menegaskan bahwa mereka bukanlah para pencari kenikmatan dunia, jabatan atau kursi namun sesungguhnya mereka adalah para pencari akhirat, kebebasan dan kemerdekaan. Sambil ditegaskan bahwa mereka akan tetap menjadi pemicu dakwah, kebebasan, izzah dan kebanggaan.

Haniyah memuji atas berbagai sumbangan yang diberikan oleh bangsa-bangsa Arab dan dunia Islam, hal ini menunjukkan akan persatuan dan kesatuan bangsa dan umat, dan memuji gerakan rakyat Palestina di Tepi Barat dan 48, sebagaimana Haniyah memberikan apresiasi terhadap seruan beberapa negara untuk melakuakn pertemuan darurat solidaritas terhadap Gaza, dan menyeru kepada bangsa Palestina untuk tetap berpegang teguh pada kesatuan dan persatuan, serta menyeru Liga Arab untuk segera menghentikan blokade di Gaza, dan menyeru Mesir untuk membuka persimpangan Rafah untuk selamanya.

Haniyeh meminta negara-negara Arab dan Islam untuk segera mengubah haluaan kemitraan pada bidang keamanan dengan Zionis, sambil mengajak kepada sleuruh bangsa untuk memberikan bantuan terhadap rakyat Palestina hingga berakhir penjajahan, dan Haniyah juga tidak lupa menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang mati syahid dan menjadi korban.

Gaza - ikhwanonline.com -

PR nyasar

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



Dua hari tidak online karena istirahat habis begadang semalaman suntuk kerja tugas, eh pas masuk blog ada pesan aneh

“Ass. Anak gagah, ada tugas bwt antum d blogku. Buruan tuntaskan. kalo tidak, BUG!!!” bang Irwan. Waduh PR apaan nih? Serius amat K’Irwan ngomong. Kalo anak gagahnya sih ngerti tapi PR nya mesti analisa dulu ;p.

Mulanya mau nanya, tapi lihat fitri dibilangin “telmi” jadinya gak jadi. Setelah celingak-celinguk ke YoungMoslem dan cici_silent, aha.. saya ngerti maksudnya. Lumayan juga buat nambah postingan karena akhir-akhir ini sibuk bangets... ada sih ide namun belum dibumikan .

Selanjutnya saya wariskan kehormatan untuk mengemban tugas ini kepada kenalan terbaikku.. dan nminasinya adalah 1. Nono 2. Ade 3. Nurul 4. Angriana 5. K' Aya 6. Inna 7. Indra

RULE: The rules are simple. Use google image to search the answers to the quetions below. Then you must choose a picture in the first page of results, and post it as your answer. After that tag 7 people

and finally here we go.... tedee..t... drum please...

AGE OF NEXT BIRTHDAY 25… ya 25. Di usia seperempat abad ini ana jadi berpikir “apa yang telah kuperbuat?, karya apa yang telah kupersembahkan? Bukankah kurang lebih di usia ini Muhammad Al-fatih membebaskan Konstantinopel?” Hmmph…. Kulihat kembali peta hidupku. Kira-kira 2-3 tahun lagi saya sudah harus kerja, punya rumah, lanjut S2 dan …. Menikah :).

PLACE I’D LIKE TO TRAVEL Ana selalu senang belajar sejarah dan lihat gambar-gambar reruntuhan, sejak saat itu terbangun sebuah mimpi besar untuk mengunjungi tempat tersebut, menggali sejarahnya, berfoto di depannya sebagai kenang-kenangan dan yang lebih penting, up load ke Blog, nampilin di posting biar lu pade mupeng hi…hi…hi…:p

FAVOURITE PLACE Pantai… pinggir pantai. Jika lagi punya banyak pikiran saya akan melakukan cukup satu hal. Ambil motor, lalu pergi menyendiri di pantai, melihat cakrawala, menggambar di pasir, membantu nelayan menarik pukat, merasakan angin menyapa wajah kemudian berteriak sekuat-kuatnya melawan deburan ombak. And amazing, suddenly my problem is gone… coba deh sekali-kali

FAVOURITE FOOD Nasi goreng… ada sejarahnya nih kenapa gak pernah bosen makan nasi goreng. Ceritanya begini mbak… dahulu kala, ketika itu semua masih sederhana… alah kenapa jadi melankolis kayak gini. Waktu kecil dulu ana sering hujan-hujan sambil main bola, eh pulang-pulang sudah demam dan masuk angin. Awalnya My mom mau marahin karena tadinya disuruh tidur siang. Tapi malah berubah jadi kasihan lihat anaknya mengigil. Sama ibu dibuatin nasi goreng kecap, lalu di atasnya ada telur mata sapi, butiran abon, irisan mentimun dan segelas susu. SUERR..!! nasi goreng tersebut adalah yang terenak dalam hidupku, sampai sekarang kalo makan nasi goreng, saya masih merasa anak kecil yang kedinginan habis hujan-hujan :)

FAVOURITE THING Awal masuk kuliah gaptek banget sampai2 gak tahu operasikan computer, tapi setelah belajar saya langsung tahu I am in love at first sight. Sekarang jadi sering desain, utak-atik hardware, bikin blog en main game…sayang sampe sekarang belom punya cuman bisa minjem. Hiks…hiks…(T_T)

CITY I WAS BORN G.O.W.A, sebuah kota tua bersejarah yang ditempuh 30 menit sebelah selatan Makassar. Bumi tumanurung tempat lahirnya pahlawan kebanggaan Sulawesi selatan, Sultan Hasanuddin. Wilayah yang dulunya terkenal dengan pelautnya namun sekarang tinggal prasasti karena semua wilayahnya dicaplok Makassar. Tapi alhamdulillah masih punya Malino yang jadi tujuan wisata dan tempat perundingan. Selain kemarin jadi tuan rumah “Festival keraton nusantara”

NICK NAME I HAD Lentera... I’d like U to call me with that. Simbol Lentera sangat filosofis, bisa berarti pengorbanan demi penerangan. Jika kamu dalam kegelapan maka berhentilah mengutuknya, nyalakan lentera dan temukan jalan keluar. Selain itu bahwa lambang keperawatan adalah lentera, tokoh keperawatan Florence Nightingale setiap malam menyambangi pasiennya dengan membawa lentera. Cukup dengan melihat lenteranya pasien sudah merasa sembuh, tak heran kemudian dia digelari “The lady with the lamp” wanita pembawa lentera

FAVOURITE COLOUR Tanyakanlah apa warna langit... maka jawabannya adalah biru, apa warna laut... biru. Biru yang kelihatan elegan, biru yang menenangkan. That’s why I love this color most. Tapi koq warna baju ana banyakan hitam ya?...

COLLEGE MAJOR I am majoring in nursing departement. Menjadi perawat adalah hal mulia. Rela menunggui klien berjam-jam hanya untuk mendengarkan keluhannya adalah hal luar biasa. Berbakti dengan reward yang jauh dari layak pun sudah menjadi tradisi. Demi melihat senyum kesembuhan klien, seorang perawat mengambil resiko terkontaminasi penyakit menular yang ganas. Sayang perawat di negeri ini masih sering dilihat sebelah mata, masih sering dilecehkan. Bangkitlah perawat Indonesia, harapan itu masih ada !! 

NAME OF MY LOVE My Mom and Dad of Course... Those two great person has successfully fulfilled my live. Ayah telah mengajarkan bagaimana menjadi lelaki sejati, tanggung jawab, jujur, berani dan bijaksana, Sometimes I feel I Miss U so Much. Ibu... wanita perkasa yang telah menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya. Ibu menjadi satu-satunya sumber penghidupan keluarga setelah ayah dipanggil Penciptanya. Dengan ketabahan luar biasa, tak pernah mengeluh, yang selalu bersujud di sela tidur malamnya demi menyusun bait permohonan bagi kesuksesan anaknya. Thank U Mom, U re the proud of me

HOBBY Membaca... dengan membaca engkau akan menggenggam dunia, di tengah segala kompleksitas dan kecepatan perubahan dunia, kebutuhan membaca menjadi primer agar tetap bisa eksis. Rasulullah menerima wahyu pertama yang menyuruhnya membaca. Dan wahyu terakhir adalah kesempurnaan. Membaca agar engkau belajar. Belajarlah dengan membaca. Awalnya adalah pembelajaran dan akhirnya adalah kesempurnaan. Dengan membaca engkau akan menjadi pribadi sempurna.

BAD HABBIT Banyak sih... tapi terutama malas-malasan, sering menunda, nyantai, dan main game adalah hal yang paling berkontribusi memanjangkan masa studiku menjadi 5 tahun 4 bulan, padahal tinggal skripsi doang... tapi setelah semua penghalang kusingkirkan dan menginstall kata FOKUS dan KONSISTEN akhirnya semua bad habit bisa ku pecundangi... Ha....ha...ha...

WISH LIST Yang terdekat adalah take free postgraduate scholarship then go abroad. Europe is my next destination. Bisa backpacking sambil keliling eropa seru kali ya? Terinspirasi dari karya fenomenal “Edensor”, thank you Andrea Hirata for making me “sang pemimpi”

Ibumu malaikatmu

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan kedunia Menjelang diturunkan dia bertanya kepada Tuhan

“Para Malaikat disini mengatakan bahwa besok engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah”, Kata si bayi

Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu ia akan menjaga dan mengasihimu”
“Tapi di surga apa yang saya lakukan hanya bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia” demikian kata si bayi
Tuhan pun menjawab. “Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia”
Si bayi pun bertanya kembali, “Dan apa yang saya dapat lakukan jika ingin berbicara kepada-Mu?”
Sekali lagi Tuhan menjawab. “Malaikatmu akan mengajari bagaimana cara kamu berdoa”
Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi. “Tapi Tuhan, saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungiku?”
Dengan penuh kesabaran, Tuhan pun menjawab. “Malaikatmu akan melindungimu dengan taruhan jiwanya sekalipun”
Si bayi pun tetap belum puas dan tetap melanjutkan pertanyaannnya. “Tapi saya akan bersedih karena tidak dapat melihatmu lagi”
Dan Tuhan pun menjawab. “Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya aku selalu berada dekat denganmu”

Saat itu surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang bayi dengan suara lirih bertanya. “Tuhan……biasakah engkau memberi tahu siapa nama malaikat di rumahku nanti?”
Tuhan pun menjawab, “Kamu dapat memanggil malaikatmu dengan sebutan ……… IBU..

Kenanglah ibu yang menyayangimu Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kamu pergi … Ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu..?? Ingatkah engkau ketika jemari Ibu lembut mengusap kepalamu ..?? …dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika melihatmu sakit..? Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu dirumah tempatmu dibesarkan Kembalilah memohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu Jangan biarkan engkau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang, Ketika ibumu telah tiada…. Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambutmu Tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia… Yang ada hanya kamar kosong tiada penghuni Yang ada hanya baju tergantung di lemari kamarnya Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata,…. Mendo’akanmu di setiap hembusan nafasnya Kembalilah segera … peluklah ibu yang selalu menyayangimu Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya Kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya Ibu…maafkan aku Sampai kapanpun jasamu tak akan mampu kubalas

dari berbagai sumber

Cinta tak lagi sebening embun

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



“Cinta itu seputih salju, secerah mentari dan sebening embun. Yang suci dan steril dari debu polusi dan industri”. Ujar-ujar itu tertulis di buku hariannya Joni. Agaknya, kalimat tersebut ditulisnya ketika masih duduk si bangku SMA, dua dasawarsa silam, soalnya sekarang ini cinta bukan lagi seperti embun pagi, tapi butiran hujan asam yang jatuh ke got. Kotor, bau dan penuh bakteri. Sekarang ini peluk-cium bukan lagi ritual “keramat”, tapi bisa didapati di pojok-pojok kelas, di sudut telepon umum atau bahkan di Mal-Mal !!, persis seperti film-film Hollywood. Masalahnya, benarkah film-film itu terjadi atas dasar cinta bukan nafsu? Ataukah cinta memang dapat dijadikan alasan untuk menghalalkan kesucian?. Cinta memang butuh pengorbanan, tetapi apakah penyerahan tubuh dan mengorbankan kehormatan termasuk bagian dari itu? Jika benar, Baguslah. Itu artinya kita telah menjadi Amerika baru.

Di saat era globalisasi sekarang dimana budaya “dalam”bersentuhan dengan budaya luar. Kalau ada orang yang tidak mau menerima budaya luar, tidak mau dicium, tidak mau dijamah, itu namanya kolot.

Seorang wanita dengan berbusana dengan bagian atas terbuka sehingga “perhiasan depannya” mencuat keluar bukan sesuatu yang langka. Atau Seorang gadis yang dengan percaya diri bepergian dengan memakai Hot Pants pun berseliweran dijalan raya. Busana ketat dengan pusar menyembul bisa kita jumpai dengan mudah di pusat keramaian dan kampus-kampus. Mereka, para gadis itu, sudah pasti tentunya bukan orang kolot. Mereka menyelaraskan kakinya dengan derap irama ‘globalisasi’ dan juga telah menceburkan diri dengan menyembah berhala ‘modernisasi’. Dan itu artinya kemajuan. Ya, “Sebuah kemajuan di wilayah dada dan selangkangan tapi kemunduran di wilayah moral”. Begitu tulis Ari di catatan hariannya.

Rupanya Ari masih berdiri di lingkaran kekolotan. Baginya dunia itu adalah masa lalu. Lagipula pakaian kebaya yang dulunya dikenakan ibu-ibu dan anak gadisnya pun menonjolkan bagian tertentu bahkan ada yang sedikit transparan. Rupanya ia tidak peduli atau pura-pura tidak peduli.

“Kebaya memang menonjolkan bagian tubuh yang dari sananya sudah menonjol. Tapi ibu-ibu dan para gadisnya dulu memakai kebaya semata-mata karena tuntutan budaya, bukan dalam rangka memamerkan tubuhnya”. Tulis Ari lagi masih di catatan yang sama. Dasar anak kolot !! Ia belum sadar juga bahwa busana minimalis, ketat atau transparan merupakan tuntutan zaman. Siapa coba yang sudi disebut kuno, Katro, wong deso? Ini Zaman Modern bung, zaman globalisasi.

“ITU SEMUA BUKAN TUNTUTAN ZAMAN, TAPI TUNTUTAN PRODUSEN PAKAIAN !!” pekik Ari di catatannya penuh emosi. “Mereka Para produsen tersebut, menggembar-gemborkan bahwa busana minimalis itulah yang sedang nge-trend. Sekali lagi itu bukan tuntutan zaman” lanjutnya lagi. “Di zaman yang marak pelecehan seksual dan perkosaan, bukankah pakaian yang tertutup dan sopan yang harusnya jadi tuntutan zaman? Ataukah para gadis sekarang akan marah jika tubuhnya dilecehkan namun di balik semua itu, jauh di sudut hatinya, ia tersenyum senang telah menjadi pusat perhatian?”. Tulis Ari lagi

Memang sulit berbicara dengan orang kolot, walau itu hanya lewat catatannya. Lebih baik membaca buku harian Joni: “Cinta itu seputih salju, secerah mentari dan sebening embun. Yang suci dan steril dari debu polusi dan industri”. Sebuah kalimat yang sangat indah yang mengambarkan masa lalu yang bening. Kalimat yang ditulisnya dua puluh tahun silam, dan kini tampaknya sudah usang….

Disadur dari Majalah Etnix

The special one

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



“Suatu saat kalian akan membebaskan Romawi” sabda Rasulullah, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” [H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim]. Di lain hadits disebutkan “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal]

Sejak saat Rasulullah mengeluarkan statemen itu Setiap pahlawan Islam selalu bercita-cita untuk menjadi orang yang dimaksud Rasulullah saw sebagai panglima terbaik dan tentara terbaik yang membebaskan Konstantinopel dari kekuasaan Romawi.

Sejarah menyebutkan, pasukan Islam yang pertama kali menyerbu Konstantinopel adalah pasukan yang dipimpin oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan saat pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib R.A pada tahun 34 H. Penyerangan berikutnya dilakukan oleh putranya Yazid pada 47 H, kemudian oleh Sufyan bin Aus pada tahun 52 H yang selanjutnya diikuti oleh Salma saat pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz pada tahun 97H. Konstantinopel kembali diserbu selama pemerintahan Khalifah Hisham bin Abdul Malik pada 121 H dan serbuan terakhir selama pemerintahan Khalifah Harun Al Rashid pada 182 H. Upaya penyerbuan ini berhenti ketika pemerintahan Islam mulai melemah dan retak serta banyak mengalami rongrongan baik dari dalam maupun luar. Lemahnya pasukan Islam dan kuatnya pasukan Byzantium membuat semua upaya untuk menguasai Konstantinopel itu gagal.

Di masa shahabat, tepatnya di masa pemerintahan khalifah Umar Radhiyallahu ‘Anhu, Khalid bin Walid dikirim sebagai panglima perang menghadapi pasukan Romawi. Khalid memang mampu membebaskan sebagian wilayah Romawi dan menguasai Damaskus serta Palestina (Al-Quds). Tapi tetap saja ibukota Romawi Timur saat itu, Konstantinopel, masih belum tersentuh.

Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi, pahlawan yang merebut Al-Quds sekalipun, ternyata masih belum mampu membebaskan Konstantinopel. Padahal beliau pernah mengalahkan serangan tentara gabungan dari Eropa pimpinan Richard The Lion Heart dalam perang Salib. Ternyata membebaskan kota warisan Kaisar Heraklius bukan perkara sederhana. Dibutuhkan kecerdasan, keuletan dan tentunya, kekuatan yang mumpuni untuk pekerjaan sebesar itu.

Kurang lebih 800 tahun setelah Rasulullah menyampaikan Hadits tersebut barulah hal itu menjadi nyata, Dan ternyata Kesultanan Uthmany (Ottoman) yang berhasil menaklukkan Konstantinopel. Dialah Sultan Muhammad II sang Special One. Sosok yang telah ditunggu umat Islam sepanjang sejarah untuk merealisasikan hadits Muhammad saw . Siapa gerangan orang ini? Apa kelebihannya sehingga dia yang terpilih menjadi untuk membumikan hadits Rasulullah.?

Digembleng dalam asuhan seorang ulama bernama Syeikh Syamsuddin Al Wali dari Khurasan. Penuh dengan latihan mengekang hawa nafsu dan hidup susah sehingga Pangeran Muhammad menjadi seseorang yang berjiwa kuat dan tahan dalam menghadapi ujian. Beliau dididik memiliki cita-cita besar yaitu mengejawantahkan janji Tuhan melalui Rasulullah SAW: menaklukkan Konstantinopel.

Pada usia 19 tahun beliau naik tahta menggantikan ayahnya. Mulailah persiapan penaklukan dilakukannya. Beliau mendidik tentara dan rakyatnya agar menjadi orang-orang yang bertaqwa. Seluruh tentara dan rakyatnya dididik agar sanggup bangun malam dan merintih munajat pada Tuhan. Sebaliknya di siang hari mereka adalah singa-singa yang berjuang di jalan Allah. Beliau juga mengadakan operasi intelijen untuk membebaskan seorang ahli pembuat meriam dari penjara Romawi. Bersama para insinyurnya beliau membangun benteng, kapal-kapal perang dan meriam-meriam yang canggih untuk ukuran zaman itu. Suaranya saja mampu menggetarkan nyali lawan dan berpeluru logam baja. Meriam ini mampu menembak dari jarak jauh serta meluluh-lantakkan benteng Bosporus. Sultan juga melibatkan para kaum cendekiawan dan para imam yang memiliki otoritas seperti Sheikh Alqourany, dan Sheikh Khisrawi, untuk memotivasi para tentara untuk berjihad. Begitu tentara Islam mencapai dinding-dinding pertahanan kota, Sultan memerintahkan pasukannya untuk mengumandangkan adzan dan mendirikan shalat berjamaah. Demi menyaksikan 150 ribu pasukan Muslim shalat di belakang pemimpinnya dengan suara takbir yang menggema, pasukan Byzantium yang Kristen itu mulai kecut dan cemas. Mental mereka jatuh.

Konstantinopel kala itu merupakan salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia, dikelilingi lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan selat Golden Horn yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Di samping itu, dari daratan juga dijaga dengan pagar-pagar sangat kokoh yang terbentang dari laut Marmarah sampai selat Golden Horn. Memiliki satu menara dengan ketinggian 60 kaki, benteng-benteng tinggi yang pagar bagian luarnya saja memiliki ketinggian 25 kaki, selain tower-tower pemantau yang terpencar dan dipenuhi tentara pengawas. Dari segi kekuatan militer, kota ini dianggap sebagai kota yang paling aman dan terlindungi, karena di dalamnya ada pagar-pagar pengaman, benteng-benteng yang kuat dan perlindungan secara alami. dengan demikian, maka sangat sulit untuk bisa diserang apalagi ditaklukkan. Setelah persiapan matang, dimulailah penyerbuan ke Konstatinopel. Perang yang hebat berkecamuk lebih satu bulan, belum juga tampak tanda-tanda kemenangan.Serangan demi serangan dilancarkan pasukan Ottoman, namun belum juga berhasil membongkar rapatnya pertahanan Konstantinopel tersebut .

Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui selat Golden Horn yang sudah dirantai. Konstantinopel agaknya terlalu percaya diri dengan rintangan yang dibuatnya tersebut sehingga tidak mengawasi selat tersebut. Kini tinggal memikirkan cara supaya armada laut Turki Utsmani bisa melewati Golden Horn. Sampai akhirnya sebuah ide yang terdengar “bodoh” dikemukakan namun akhirnya dilakukan. Ide tersebut adalah memindahkan kapal-kapal perang yang berada di perairan Selat Bosporus ditarik melalui darat untuk menghindari rantai penghalang. Hanya dalam semalam 70-an kapal bisa memasuki wilayah perairan Golden Horn melalui jalur darat yang memiliki perbukitan yang tinggi dan terjal. (dari yang saya pernah baca teknisi menggunakan 2 buah gelondongan kayu yang diapit menjadi satu sehingga bagian bawah kapal yang lebih lancip bisa melewati celah antara gelondongan untuk mempermudahnya kayu2 diolesi minyak sehingga licin, susunan kayu2 itu membentuk jalur yang menghubungkan 2 laut yang berbeda).

Pada subuh pagi tanggal 22 April, penduduk kota yang lelap itu terbangun dengan suara pekik takbir tentara Islam yang menggema di perairan Tanduk Emas. Orang-orang di konstantinopel gempar, tak seorangpun yang percaya atas apa yang telah terjadi. Tidak ada yang dapat membayangkan bagaimana semua itu bisa terjadi hanya dalam semalam. Bahkan ada yang menyangka bahwa tentara sultan mendapat bantuan jin dan setan !!??.... Yilmaz Oztuna di dalam bukunya Osmanli Tarihi menceritakan salah seorang ahli sejarah tentang Byzantium mengatakan:

“Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander yang Agung,”

Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" yang menggema di segala penjuru Costantinople telah memberikan serangan psikologis kepada penduduk kota itu. Semangat mereka terus luntur dengan ancaman demi ancaman dari pekikan takbir mujahiddin. Ketika ribut yang belum juga reda, penduduk Costantinople menyadari bahwa tentara Islam telah membuat terowongan untuk masuk ke dalam pusat kota. Ketakutan melanda penduduk sehingga mereka curiga dengan bunyi tapak kaki sendiri. Kalau-kalau tentara 'turki' keluar dari dalam bumi !!

Paginya, pada hari Selasa 29 Mei 1453 Konstantinopel takluk ke tangan tentara Islam di bawah pimpinan Sultan Muhammad. Karena prestasinya menaklukkan Konstantinopel, Muhammad kemudian mendapat gelar “Al-Fatih”. Artinya sang pembebas. Barangkali karena para pelaku sejarah sebelumnya tidak pernah berhasil melakukannya, meski telah dijanjikan nabi saw.

Namun orang barat menyebutkan The Conqueror, Sang Penakluk. Ada kesan bila menggunakan kata “Sang Penakluk” bahwa beliau seolah-olah penguasa yang keras dan kejam. Padahal gelar yang sebenarnya dalam bahasa arab adalah Al-Fatih. Berasal dari kata: fataha - yaftahu. Artinya membuka atau membebaskan. Kata ini terkesan lebih santun dan lebih beradab. Karena pada hakikatnya, yang beliau lakukan bukan sekedar penaklukan, melainkan pembebasan menuju kepada iman dan Islam. Pada hari itu, mayoritas penduduk Costantinople bersembunyi di gereja-gereja sekitar kota. Sultan Muhammad Al-Fatih berpesan kepada tentaranya supaya berbuat baik kepada penduduk Costantinople. Beliau kemudian menuju ke Gereja Aya Sofya yang ketika itu menjadi tempat perlindungan sejumlah besar penduduk kota. Ketakutan jelas terbayang di wajah masing-masing penduduk ketika beliau menghampiri pintu gereja. Salah seorang pendeta membuka pintu gereja, dan Sultan meminta beliau supaya menenangkan penduduk.

Selepas itu, Sultan Muhammad II meminta supaya gereja berkenaan ditukar menjadi masjid supaya Jumat pertama nanti bisa dikerjakan sholat jumat. Sementara gereja lainnya tetap seperti biasa. Para pekerja bertugas menanggalkan salib, patung dan menutupi gambar-gambar untuk tujuan sholat. Pada hari Jumat itu, Sultan Muhammad II bersama para muslimin telah mendirikan sholat Jumat di Masjid Aya Sofya. Ketika akan diadakan shalat Jum’at untuk pertama kalinya, terjadi kebingungan dalam menentukan siapa yang menjadi imam. Sultan pun dengan lantang meminta seluruh tentaranya berdiri dan mengajukan pertanyaan: “Siapa di antara kalian yang sejak baligh hingga saat ini pernah meninggalkan shalat fardhu silakan duduk!” Tidak ada seorang pun yang duduk. Ini berarti seluruh tentara Sultan sejak usia baligh tidak pernah meninggalkan shalat fardhu.

Sultan berkata lagi, “Siapa yang sejak baligh hingga saat ini pernah meninggatkan shalat sunat rawatib silakan duduk!” Sebagian tentaranya masih tegak berdiri dan sebagian lagi duduk. Jadi sebagian tentara sultan sejak balighnya tidak pernah meninggalkan shalat sunat rawatib. Kemudian Sultan berkata lagi, “Siapa yang sejak baligh hingga hari ini pernah meninggalkan shalat tahajud silakan duduk!” Kali ini seluruh tentara duduk. Yang tinggal berdiri hanya Sultan sendiri. Ternyata sejak usia baligh Sultan belum pernah meninggalkan shalat tahajud sehingga beliaulah yang paling pantas menjadi imam shalat Jum’at.

Memang benarlah kata Rasulullah SAW, “Mereka Sebaik-baik pemimpin, sebaik-baik tentara dan sebaik-baik rakyat.” Subhanallah. Disadur dari berbagai sumber

jalan cinta para pejuang

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



Di sana, ada cita dan tujuan Yang membuatmu menatap jauh kedepan Di kala malam begitu pekat Dan mata sebaiknya dipejam saja Cintamu masih lincah melesat Jauh melampaui ruang dan masa Kelananya menjejakkan mimpi-mimpi Lalu di sepertiga malam terakhir Engkau terjaga, sadar, dan memilih menyalakan mampu Melanjutkan mimpi indah yang belum selesai Dengan cita yang besar, tinggi dan bening Dengan gairah untuk menerjemahkan cinta sebagai kerja Dengan nurani, tempatmu berkaca tiap kali Dan cinta yang selalu mendengarkan suara hati

Teruslah melanglang di jalan cinta para pejuang Menebar kebajikan, menghentikan kebiadaban Menyeru pada iman Walau duri merantaskan kaki Walau kerikil mencacah telapak Sampai engkau lelah, sampai engaku payah Sampai keringat dan darah tumpah

Tetapi yakinlah, bidadarimu akan tetap tersenyum Di jalan cinta para pejuang

Salim A. Fillah

Nasi kuning surprise

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



Pagi di asrama Etos “Ouchh…” Rasa pedih mulai menusuk di ujung processus xifoideus ku, produksi HCl meningkat pada organ Gaster, sebuah alarm biologis pertanda salah satu hirarki dasar Maslow harus ditunaikan. Makan !. Kulirik sekitar, Erland masih menikmati dadar paginya, dan Fahmi baru saja selesai dengan menu sarapannya. “Masih ada nasi nggak?” tanyaku “Habis kak, ini yang terakhir nih” Jawab erland “Yah…apes deh” desahku

Tak lama kemudian Eli masuk membawa bungkusan “berapa harga Nasi kuningnya?” “ 6000 “ kilah eli singkat “Mahal juga” gumamku “Eh, belinya dimana” “Tuh depan rumah” jawabnya singkat “buruan kak, biasanya disana pembeli ngantri” sela Ikhsan tiba-tiba “Iya makan aja dulu” pinta fahmi yang entah sudah berapa kali dia ingetin, dari tadi menunggu giliran ngenet soalnya “Iya..iya, main noh kalo mau” ketusku “Asik” Jawab Fahmi sumringah

Di warung nasi kuning “Nasi kuningnya berapa mas?” tanyaku formalitas “tergantung menunya mas kalo pake Ayam Rp. 6000 kalo pake Telur Rp. 5000” jawab seorang pria paruh baya “Kalo nggak pake ayam nggak pake telur?” tanyaku :p “tunggu sebentar mas ya” , mas tadi kemudian masuk warung bertanya ke istrinya “Ora pake ayam, ora pake telor piro?” “Empat ribu” terdengar suara dari balik bilik “Empat ribu mas, “gak usah pake ayam ato telur mas ya, Maklum lagi seret nih” cengengesan “nanti istri saya yang layani ya” kata mas tadi sopan “O.K” mengangguk “Bungkus apa makan sini Mas?” Tanya si mbak “Bungkus aja mbak” “Tunggu bentar mas ya”

“Eh ada Koran nih” gumamku, sambil nunggu si mbak bungkus nasinya mending baca Koran Apa nih berita hari ini? Mmmm… PSM kalah lagi… yah!!… trus BBM turun jadi Rp. 5500… Lagi asik baca Koran tiba-tiba si mbak-nya muncul “Mas, kalo lagi nggak punya uang makan saja dulu, nanti bayarnya belakangan” kata si mbak serius “@#$??? ” BENGONG “Iya mas saya tahu kok mahasiswa itu gimana, Cuma dapat kriman sekali sebulan kan?” si mas menambahi “Bukan begitu maksud saya” PANIK, “kok tiba-tiba jadi begini sih?” gumamku “Ga papa kok mas, mahasiswa belakang juga kayak gitu” sambil nunjuk asrama sebelah “Aduh mati dah gue”gumamku sambil megang jidat

Habis dapat nasinya saya buru-buru pergi dari warung itu, MALU BERAT. Padahal awalnya saya ngomong bahwa lagi seret cuman main-main, eh taunya si mas en si Mbak nanggapin serius 

Belajar dari Ayyub

Posted by Lentera on , under | komentar (0)



Sudah empat hari ini tubuhku memaksa berlama-lama di pulau kapuk . Mungkin ini flu terparah dalam sejarah hidupku. Biasanya kalau sudah mulai musim hujan, tubuh saya berespon dengan kontraksi otak (sakit kepala, red) selama sehari, malamnya disusul reaksi berlebih hipotalamus (demam, red) kemudian ditutup dengan overproduksi sekret di mukosa hidung (ingusan, red) paling lama seminggu. Paling banter di kasih Paracetamol atau Decolgen sudah cukup untuk kenyamanan istirahat. Tapi kali ini?, Demam dan sakit kepala datang bersamaan, selama empat hari lagi (tersiksa banget kan?), terus malah gak ingusan? Saya terpapar virus varian baru kali ya? Tapi bukan flu burung lho !!, jadi kalo ente mau berpikir ngaco, sebaiknya buang jauh-jauh dari batok tengkorakmu karena gejala flu burung tidak seperti ini :p.

Saya coba melawannya dengan jurus Paracetamol, tapi gak mempan. Lalu Asam Mefenamat, masih gak ngaruh, DECOLGEN !! masih ngeyel juga (nih penyakit maunya apa sih?). Lalu kemudian saya pelajari jutsu baru “Demacolin” (ngambilnya di rak obatnya ETOS) dengan mengaktifkan bersamaan cakra Paracetamol, Pseudoefedrin HCl, Chlorpenamine maleate, dan Caffein. Awalnya saya ragu, ini obat cocok gak sih dengan saya, kira-kira kontraindikasinya apa? Saya kan dah coba Paracetamol tapi gak ngefek, mana ada Caffeinnya lagi, nanti gak bisa tidur en jantung berdebar dibuatnya. Tapi Bismillah, malam ini saya ingin tidur nyenyak. I’ll take that risk. Alhamdulillah, malam ini saya tidur seperti bayi . Tapi besoknya si Flu nya masih kembali. Emang sih yang namanya flu gak ada obatnya, yang ada Cuma bersifat Simptomatik (meringankan gejala), makanya obat flu yang beredar beredar di pasaran mengatakan “Meredakan flu” dan bukan “mengobati Flu” karena flu disebabkan Virus.

Sholat di mesjid rasanya mau ambruk, setiap kali rukuk dan sujud rasanya kepala dijejali beban 1 ton. I’tidal dan bangkit dari sujud perasaan oleng ke kiri, sendi rasanya terkunci. Jadinya subuh hari ini penuh perjuangan, untung subuh Cuma dua rakaat, kalo kayak terawih? Mati ma’ mungkin kodong. Sepanjang dua rakaat itu, subuhku ini jauh dari khusuk. Yang terjadi adalah gejala internalisasi atau percakapan dengan diri sendiri, tapi saya lebih senang menyebutnya dengan pertarungan Hak dan Bathil. “Kamu lagi sakit, kayaknya sholat di rumah pun bisa dimaklumi” oceh bagian lain tubuhku santai. “Maksudmu?” konfirmasi bagian lain “Ya.. lihat saja keadaanmu?, kamu begitu tersiksa,” “Jangan Manja kamu!!” “Manja gimana? Jujur saja, sholatmu jauh dari khusuk, itukah persembahanmu kepada Tuhanmu? Kasihan…” lanjutnya masih bersusaha meyakinkan. … Hening sejenak

“Misbah…, saya ingin kamu ingat nabi Ayyub, kamu tahu kisahnya kan? Deritanya? Bahkan dalam keadaan sakit pun tak menghalanginya berkhalwat dengan Tuhannya!!” ucapnya dengan serius dengan nada yang semakin meninggi. “Alah… gak usah sok perfeksionis gitu, Look yourself man, You’re not a prophet!” sanggahnya, memotong pembicaraan tiba-tiba. “Ini bukan soal perfeksionis atau bukan, tapi ini perintah sholat, ibadah spesial yang langsung dijemput nabimu di Arasy-Nya”tegasnya “Catat, Saya nggak menyuruhmu meninggalkan sholat, tapi saya Cuma ingin kamu mengasihani dirimu sendiri, itu saja gak kurang gak lebih”bantahnya tidak kalah sengit “Misbah, gak usah dengarkan dia. Kamu tahu apa permintaan Nabi Ayyub Ketika perniagaannya merugi? Anak-anaknya meninggal? Ketika ditinggalkan istrinya? ketika terkena penyakit sekujur tubuhnya?Dia tidak minta sembuh, yang dia minta adalah… yang diharapnya adalah… semoga penyakitnya tidak menyerang lidahnya yang bisa membatasinya menyebut Asma Allah” Mataku mulai berkaca-kaca… Si sinis pun terdiam, mungkin kehabisan akal,.

“Tidak inginkah kau seperti dia? Apa yang menimpamu belum apa-apa” si tulus masih menceramahiku Lalu tiba-tiba “Assalamu alaikum warahmatullah..” “Assalamu alaikum warahmatullah..” pak imam mengakhiri sholat shubuhnya. Sejurus kemudian dengan lantunan merdu “Allahu akbar…Allahu akbar… Allahu akbar… La ilaha illallah huwallahu akbar… Allahu akbar walillahilhamdu” pak imam memimpin takbir ba’da shubuh yang memang masih suasana idul adha. Gemuruh Takbir indah, menyibak fajar yang masih samar-samar. Mendinginkan hati siapa saja yang mendengarkan. Sebuah kalimat singkat namun bermakna besar, bahwa Dialah yang pantas merasa besar dan kita besarkan. “Ya Allah… meskipun Sayyid Qutb mengatakan Sakit adalah istirahatnya para aktivis, tapi hamba yakin alpa di masjid bukan bagian dari itu” “Ya Allah… ajarilahhamba seperti Ayyub-Mu, yang tak pernah mengeluh menghadapi ujian-Mu” “Ya Allah… Hamba tidak ingin meminta kesembuhan dari-Mu karena hamba tahu, nikmat-Mu jauh lebih besar dari ujian-Mu” “Hamba hanya ingin ujian-Mu menjadi menebus dosa dan kehilafan hamba kepada-Mu, olehnya itu Ya Allah…” “Jadikanlah sabar terpatri di dada hamba, jadikanlah bahu ini kuat menghadapi cobaan-Mu, Ya Azis” “Terimalah permintaan tulus hamba wahai dzat pemilik semesta alam”